Skip to content
Tutorial emka
Menu
  • Home
  • Debian Linux
  • Ubuntu Linux
  • Red Hat Linux
Menu
GRML Linux

PC Kentang Jadi Ngebut? Coba GRML 2025, Distro Debian Ringan dengan Kernel 6.17!

Posted on December 13, 2025

Sering nggak sih kalian merasa jengkel karena PC lama rasanya makin berat buat multitasking? Kayaknya memang sudah saatnya kita melirik alternatif yang lebih segar. Baru-baru ini, GRML 2025 resmi meluncur sebagai solusi berbasis Debian yang menawarkan performa modern tanpa bikin hardware ‘megap-megap’. Penasaran apa saja jeroannya yang bikin distro ini beda dari yang lain? Simak ulasan teknis kami berikut ini.

GRML, atau “GNU Release of Minimal Linux”, sebenarnya bukan pemain baru, tapi rilis 2025 ini membawa angin segar yang cukup signifikan. Mereka membangun sistem ini di atas pondasi Debian Stable. Kita semua tahu reputasi Debian: solid, stabil, dan aman. Namun, tim pengembang GRML nggak cuma sekadar mengambil basis Debian lalu merilisnya begitu saja. Ada penyesuaian masif di belakang layar untuk memastikan sistem operasi ini tetap ringan tapi responsif. Filosofinya jelas, memberikan lingkungan desktop yang nggak ribet, cepat, dan gampang dipakai oleh siapa saja.

Hal yang paling menarik perhatian kami adalah keputusan mereka menggunakan fork dari sistem desktop Xfce. Kenapa harus di-fork? Sepertinya tim GRML merasa Xfce standar belum cukup “menggigit” untuk visi minimalis mereka. Xfce memang dikenal punya keseimbangan bagus antara fitur dan efisiensi sumber daya, tapi fork di GRML 2025 ini membawa modifikasi khusus yang lebih agresif dalam hal kecepatan. Jadi, tampilannya tetap familiar, tapi rasanya jauh lebih enteng saat diklik sana-sini.

Di sektor mesin utama, GRML 2025 sudah mengadopsi kernel Linux 6.17. Ini langkah yang cukup berani dan progresif. Kernel versi ini membawa segudang perbaikan bug dan dukungan perangkat keras terbaru. Yang paling krusial buat kalian pengguna laptop adalah peningkatan efisiensi energinya. Kernel 6.17 dirancang untuk memanajemen daya lebih baik, jadi keandalan sistem dan masa pakai baterai bisa lebih optimal. Rasanya tenang saja kalau harus kerja mobile tanpa colokan listrik di dekat kita.

Kami juga menyoroti usaha tim pengembang dalam memangkas footprint sistem. Mereka benar-benar serius meminimalkan ukuran instalasi. Hasilnya, GRML 2025 ini kayaknya bakal jadi penyelamat buat perangkat keras lama atau sistem dengan sumber daya terbatas. Kalau kalian punya komputer dengan RAM pas-pasan yang biasanya ngos-ngosan jalanin OS modern, distro ini didesain untuk berjalan mulus di sana. Pengalaman desktop yang responsif bukan lagi mimpi buat PC spek rendah.

Nggak cuma soal performa, GRML 2025 juga “tahu diri” soal kebutuhan pengguna. Mereka menyertakan berbagai tools dan utilitas yang berguna, mulai dari alat pengembang, program dasar, sampai berbagai frontend untuk server. Antarmukanya intuitif, jadi kuranglebihnya kalian nggak butuh waktu lama buat adaptasi. Dokumentasinya juga dijaga tetap komprehensif, memastikan kalau ada masalah, solusinya gampang dicari.

Dari perspektif praktis, GRML 2025 ini adalah jawaban cerdas bagi mereka yang menginginkan kestabilan Debian tanpa beban berat. Distro ini menawarkan fleksibilitas yang jarang ditemukan pada OS mainstream saat ini. Dengan dukungan komunitas yang solid dan jadwal pembaruan rutin, sistem ini sepertinya bakal tetap relevan untuk jangka waktu yang lama. Buat kalian yang hobi oprek atau sekadar ingin menghidupkan kembali laptop tua dengan OS yang aman dan cepat, kami sangat merekomendasikan untuk menjajal GRML 2025. Terimakasih sudah membaca ulasan minggu ini, rekan-rekanita.

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

Recent Posts

  • PC Kentang Jadi Ngebut? Coba GRML 2025, Distro Debian Ringan dengan Kernel 6.17!
  • Penasaran Apa yang Baru di Ubuntu 26.04 LTS Snapshot 2? Simak Peningkatan Performa dan Fiturnya di Sini!
  • Gak Nyangka PearOS Balik Lagi! Distro Cantik Kini Pakai Arch Linux, Siap Bikin Kalian Tergoda
  • Inilah Trik Pakai Fedora Toolbox Biar Koding Makin Rapi dan Aman
  • Sudah Siap Pindah? Pop!_OS 24.04 LTS Hadir dengan Performa Plasma yang Lebih Baik
  • Masih Andalkan Teori? Ini Alasan Kenapa Perusahaan Besar Banting Setir ke Training Hands-On DevOps!
  • Wi-Fi 6 Dual-Band di Chip Kecil? Kenalan Sama MCU RA Family dari Renesas Ini!
  • Ribet Rakit Node? Muzi Baseboard Bikin Proyek Meshtastic Kalian Jadi Nggak Pusing Lagi!
  • Hati-Hati! Ekstensi VS Code Favorit Kalian Bisa Jadi Celah Pencurian Data Sensitif
  • Raspberry Pi Imager 2.0.2 Dirilis Bawa Fitur SSH Multi-Key dan Direct I/O!
  • Ubuntu 26.04 LTS Masih Ada Flavor Unity & MATE Desktop
  • Cinnamon 6.6 Rilis dengan Menu Aplikasi yang Dirancang Ulang
  • Aerynos 2025-12 Rilis dengan GNOME 49.2, Mesa 25.3, dan KDE Plasma 6.5.4
  • Cara Mempertahankan Sesi SSH Remote Tanpa Takut Putus Koneksi
  • Ini 2 Wallpapers Gnome Extension Percantik Desktop
  • Mozilla Rilis Firefox 146
  • Peazip 10.8 Dirilis, UI Baru dan Ada Fitur Previewing Dalam Arsip
  • Youyeetoo Mini PC: Sebuah NAS Ukuran Kecil Dengan 4 Slot M.2 dan 2 Port 2.5Gbe
  • Jolla Phone Kini Bisa di Pre-oder Jadi Ponsel Secure dengan Linux Independen
  • Inilah Proton Sheets: Spreadsheet Terenkripsi Online yang Aman dan Mudah Digunakan
  • Calibre 8.16 Dirilis dengan Fitur AI dan Perbaikan Bug
  • Radxa C200 Orin Developer Kit: Pakai Jetson Orin NX dan Ekspansi PCIe 4.0
  • Pimoroni Luncurkan Seri Badgeware Baru dengan E-Paper IPS dan LED Wearable
  • Metacomputing Rilis PC ARM 45 Tops Berdaya CIX CP8180 yang Siap Pakai
  • Ubuntu Pro Kini Gratis untuk Pengguna WSL

Archives

  • December 2025
  • November 2025
  • October 2025
  • August 2025
  • April 2025
  • February 2025
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • May 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024
  • December 2023
©2025 Tutorial emka | Design: Newspaperly WordPress Theme