Skip to content
Tutorial emka
Menu
  • Home
  • Debian Linux
  • Ubuntu Linux
  • Red Hat Linux
Menu
Linux

Cara Konversi File IMG ke ISO di Linux Dengan Cepat

Posted on October 19, 2025

Di Linux, Anda sering menemukan file dalam format .ISO. Kebanyakan distribusi Linux menyediakan unduhan LiveCD dalam format ISO karena lebih mudah untuk dikerjakan di Linux. Namun, ada kalanya Anda menemukan file IMG dan tidak tahu bagaimana menanganinya. Artikel ini akan menunjukkan cara mudah mengubah file IMG ke format ISO.

Sebelum memulai proses konversi, mari pahami terlebih dahulu apa yang sedang Anda kerjakan. Anggap saja file IMG dan ISO sebagai jenis “wadah” digital yang berbeda. Keduanya sering menyimpan data serupa, seperti konten CD atau DVD, namun kedua format ini tidak selalu dapat dipertukarkan.

File IMG biasanya merupakan salinan mentah, bit-per-bit dari perangkat penyimpanan. Ia menangkap segalanya mulai dari file dan partisi hingga ruang yang tidak terpakai, dan dapat berasal dari CD, DVD, USB, atau kartu SD. Karena .img adalah ekstensi generik, formatnya dapat bervariasi tergantung bagaimana ia dibuat.

Di sisi lain, file ISO adalah format gambar standar yang dibangun untuk cakram optik. Ia mengikuti standar ISO 9660 atau UDF, menjadikannya sangat kompatibel dengan alat pembakaran dan mesin virtual seperti VirtualBox atau VMware.

Alasan utama untuk mengonversi file IMG ke ISO adalah kompatibilitas. Meskipun banyak alat Linux dapat menangani file IMG dengan baik, format ISO jauh lebih didukung secara luas. Anda akan membutuhkannya, misalnya, jika Anda berencana membakar gambar ke cakram, menggunakannya di mesin virtual, atau membaginya dengan orang lain.

Meskipun demikian, tidak semua file IMG dibuat sama. Umumnya, file-file tersebut terbagi dalam dua kategori utama. Gambar cakram optik (CD atau DVD) seringkali sudah menggunakan struktur ISO 9660; Anda biasanya bisa langsung mengganti namanya menjadi .iso. Gambar drive atau sistem file (seperti kartu SD Raspberry Pi) menggunakan format seperti ext4 atau FAT32 dan tidak dapat langsung dikonversi menjadi ISO yang dapat di-boot tanpa membangunnya kembali.

Perlu diingat juga bahwa jika IMG Anda berasal dari CloneCD atau alat serupa, mungkin ada file .ccd atau .sub. Ini berisi data trek tambahan yang diabaikan oleh konverter dasar seperti ccd2iso.

Jika Anda nyaman dengan baris perintah, Linux menawarkan beberapa cara mudah untuk mengonversi file IMG ke format ISO. Sebelum mengonversi, periksa terlebih dahulu jenis gambar yang Anda miliki dengan perintah ini: file image.img.

Jika output file mengatakan sesuatu seperti “ISO 9660 CD-ROM filesystem”, file IMG Anda sudah mengikuti struktur ISO. Dalam kasus tersebut, cukup ganti namanya, dan Anda selesai. Cukup buka terminal Anda, navigasikan ke direktori file, dan ketik: mv input.img output.iso.

Selesai! Untuk mengonfirmasi konversi, coba pasang atau gunakan file yang sudah diganti namanya. Jika terpasang tanpa kesalahan, Anda memiliki ISO yang valid. Metode ini lebih sering berhasil daripada yang Anda duga karena banyak alat pencitraan disk membuat gambar yang sesuai dengan ISO tetapi menyimpannya dengan ekstensi .img.

Jika output file malah mengatakan “data”, “x86 boot sector”, atau “DOS/MBR”, maka Anda berurusan dengan gambar disk mentah dan perlu menggunakan salah satu metode konversi di bawah ini.

Tool utama untuk mengonversi gambar gaya CloneCD (IMG yang dipasangkan dengan CCD/SUB) ke format ISO adalah ccd2iso. Meskipun ini adalah alat baris perintah, penggunaannya cukup mudah. Untuk menginstal ccd2iso pada distribusi berbasis Ubuntu, gunakan: sudo apt install ccd2iso.

Setelah itu, untuk mengonversi file IMG ke format ISO, gunakan:

ccd2iso source_file.img destination_file.iso

Ya, sesederhana itu. Setelah beberapa saat, Anda akan menemukan file ISO yang dikonversi di samping file IMG asli Anda.

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

Recent Posts

  • Cara Konversi File IMG ke ISO di Linux Dengan Cepat
  • Cara Mengatasi Error Cache & Membengkak di Spotify Linux
  • Cara Membuat Sertifikat SSL Self-signed di Ubuntu 25.10
  • Cara Instalasi Python 3 di Ubuntu 25.10
  • Cara Install OBS Studio di Ubuntu 25.10
  • Cara Instalasi Server DNS Bind di Ubuntu 25.10
  • Cara Instalasi Ubuntu 25.10 di WSL2
  • Cara Upgrade Ubuntu 24.04 ke Ubuntu 25.04
  • Cara Install dan Konfigurasi DNSMasq di Debian 13
  • Tutorial Penggunaan XLOOKUP dengan Banyak Kriteria di Excel
  • Cara Backup Data dengan Aplikasi Kopia di Linux
  • Cara Mengatur Warna pad Skrip Bash
  • Cara Menginstall Apache Superset dengan Docker
  • Cara Membuat Server GPU Farm dengan Docker Rootless Mode dan Ubuntu
  • Cara Install MongoDB di Ubuntu 25.04
  • Cara Menyiapkan Komputer Jadi Lab Pemrograman Murah dengan Ubuntu, Docker dan WSL
  • Cara Install Driver Nvidia di Debian 12 Bookworm
  • Cara Menemukan RPM yang Baru Saja Diinstal di RedHat Linux
  • Cara Instalasi dan Konfigurasi HashiCorp Vault di CentOS/Rocky Linux
  • Cara Menemukan Nama Kode Ubuntu Kamu
  • Cara Mengirim Faks Tanpa Mesin Faks (Tutorial 2025)
  • Review Aplikasi File Pilot: Pengganti File Explorer Windows 11 yang Ringan dan Cepat
  • Cara Jitu Bikin Aplikasi dan Game di Windows 11 Kamu Makin Ngebut!
  • Cara Custom Installer Ubuntu Linux 24.04/24.10 dll
  • Tutorial Cara Mematikan Fitur AI di Browser Microsoft Edge

Archives

  • October 2025
  • August 2025
  • April 2025
  • February 2025
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • May 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024
  • December 2023
©2025 Tutorial emka | Design: Newspaperly WordPress Theme