Skip to content
Tutorial emka
Menu
  • Home
  • Debian Linux
  • Ubuntu Linux
  • Red Hat Linux
Menu
Ubuntu 26.04

Ubuntu 26.04 LTS Masih Ada Flavor Unity & MATE Desktop

Posted on December 11, 2025

Perkembangan dunia open source memang nggak ada matinya, terutama kalau kita bicara soal ekosistem Ubuntu yang masif. Rasanya baru sebentar kita menikmati rilis sebelumnya, eh sekarang sorotan sudah tertuju penuh pada Ubuntu 26.04 LTS. Kayaknya banyak dari kalian yang penasaran, gimana nasib ‘rasa’ lawas seperti Unity dan si ringan Mate di versi jangka panjang ini? Yuk, kita bedah bareng-bareng apa saja yang berubah dan bertahan.

Mari kita mulai dari fondasinya dulu, yaitu Ubuntu 26.04 LTS itu sendiri. Varian Long Term Support ini dibangun di atas kernel Linux 6.5. Bagi kami di komunitas IT, ini adalah berita bagus karena kernel ini menawarkan keseimbangan manis antara fitur baru dan stabilitas yang sudah teruji. Karena statusnya LTS, kalian bakal mendapatkan dukungan keamanan dan pembaruan bug selama lima tahun penuh. Kuranglebihnya, ini memberikan ketenangan pikiran, terutama bagi pengguna bisnis atau kalian yang malas install ulang sistem operasi setiap enam bulan sekali. Fokus tim pengembang Ubuntu kali ini jelas banget: peningkatan kinerja dan kompatibilitas perangkat keras yang lebih luas. Jadi, rasanya sistem ini bakal jadi landasan yang kokoh buat pengembangan aplikasi baru maupun menjalankan aplikasi yang sudah ada. Jangan lupa, meskipun stabil, kalian tetap harus rajin update patch keamanan yang mereka berikan ya.

Nah, bicara soal flavor atau rasa desktop, nasib Ubuntu Unity memang agak unik. Dulu, Unity adalah wajah utama Ubuntu yang kita kenal, tapi sepertinya popularitasnya mengalami penurunan yang cukup signifikan belakangan ini. Di Ubuntu 26.04 LTS, Unity nggak lagi jadi opsi instalasi default. Agak sedih sih, tapi begitunya realitanya. Namun, jangan salah sangka dulu, proyek ini belum mati. Komunitas pengembang Unity—yang sekarang bergerak independen tanpa dukungan resmi Canonical—masih sangat militan. Mereka sedang bekerja keras meningkatkan fungsionalitas dan stabilitas, khusus buat kalian yang masih kangen antarmuka desktop klasik yang fleksibel itu. Fokus mereka sekarang kayaknya lebih ke perbaikan bug dan dukungan untuk aplikasi-aplikasi lawas. Jadi, kalau kalian tipe yang nostalgia dan suka workflow ala Unity, varian ini masih layak dilirik, walau harus sadar risiko bahwa ini murni community effort.

Di sisi lain spektrum, kita punya Ubuntu Mate yang justru makin bersinar. Varian ini terus berkembang dan menjadi salah satu desktop environment paling populer, bahkan di era 26.04 LTS ini. Mate tetap mempertahankan identitasnya sebagai opsi yang stabil dan efisien. Buat kalian yang mendambakan pengalaman desktop yang ringan, responsif, dan nggak neko-neko dengan fitur berlebihan yang memakan RAM, Mate adalah jawabannya. Tim Mate sepertinya sangat paham apa yang pengguna butuhkan; mereka terus meningkatkan integrasi dengan aplikasi Ubuntu standar. Salah satu poin plus yang kami soroti adalah mekanisme dukungan untuk aplikasi lawas yang sangat solid. Komunitas Mate bener-bener niat memecahkan masalah kompatibilitas, membuat transisi ke 26.04 LTS terasa mulus banget tanpa banyak drama.

Dari perspektif praktis kami, Ubuntu 26.04 LTS memang menawarkan platform yang sangat solid, terlepas dari desktop environment apa yang kalian pilih. Kalau kalian butuh stabilitas mutlak dan efisiensi sumber daya, Ubuntu Mate sepertinya adalah pilihan yang paling masuk akal dan aman untuk jangka panjang. Tapi, kalau kalian adalah enthusiast yang ingin menjaga warisan antarmuka klasik tetap hidup, Unity masih ada di sana menunggu untuk dieksplorasi, meski butuh sedikit usaha ekstra. Pada akhirnya, pilihan ada di tangan kalian, sesuaikan saja dengan spesifikasi hardware dan gaya kerja kalian sehari-hari. Terima kasih sudah menyimak ulasan ini sampai akhir, sampai jumpa di artikel berikutnya, rekan-rekanita!

Recent Posts

  • Masih Andalkan Teori? Ini Alasan Kenapa Perusahaan Besar Banting Setir ke Training Hands-On DevOps!
  • Wi-Fi 6 Dual-Band di Chip Kecil? Kenalan Sama MCU RA Family dari Renesas Ini!
  • Ribet Rakit Node? Muzi Baseboard Bikin Proyek Meshtastic Kalian Jadi Nggak Pusing Lagi!
  • Hati-Hati! Ekstensi VS Code Favorit Kalian Bisa Jadi Celah Pencurian Data Sensitif
  • Raspberry Pi Imager 2.0.2 Dirilis Bawa Fitur SSH Multi-Key dan Direct I/O!
  • Ubuntu 26.04 LTS Masih Ada Flavor Unity & MATE Desktop
  • Cinnamon 6.6 Rilis dengan Menu Aplikasi yang Dirancang Ulang
  • Aerynos 2025-12 Rilis dengan GNOME 49.2, Mesa 25.3, dan KDE Plasma 6.5.4
  • Cara Mempertahankan Sesi SSH Remote Tanpa Takut Putus Koneksi
  • Ini 2 Wallpapers Gnome Extension Percantik Desktop
  • Mozilla Rilis Firefox 146
  • Peazip 10.8 Dirilis, UI Baru dan Ada Fitur Previewing Dalam Arsip
  • Youyeetoo Mini PC: Sebuah NAS Ukuran Kecil Dengan 4 Slot M.2 dan 2 Port 2.5Gbe
  • Jolla Phone Kini Bisa di Pre-oder Jadi Ponsel Secure dengan Linux Independen
  • Inilah Proton Sheets: Spreadsheet Terenkripsi Online yang Aman dan Mudah Digunakan
  • Calibre 8.16 Dirilis dengan Fitur AI dan Perbaikan Bug
  • Radxa C200 Orin Developer Kit: Pakai Jetson Orin NX dan Ekspansi PCIe 4.0
  • Pimoroni Luncurkan Seri Badgeware Baru dengan E-Paper IPS dan LED Wearable
  • Metacomputing Rilis PC ARM 45 Tops Berdaya CIX CP8180 yang Siap Pakai
  • Ubuntu Pro Kini Gratis untuk Pengguna WSL
  • Alpine Linux 3.23 Dirilis dengan Linux Kernel 6.18 LTS, GNOME 49, dan KDE Plasma 6.5
  • Kernel Linux 6.18 Akan Didukung LTS Hingga Desember 2027
  • Kenapa Linux Jadi Backbone Infrastruktur Digital Dunia?
  • VLC 3.0.22 Dirilis dengan Peningkatan Frame Rate untuk GPU AMD, Dukungan Dav1d, dan Opsi Semua Lapisan
  • Linux Mint 22.3 Beta Segera Dirilis Bulan Desember

Archives

  • December 2025
  • November 2025
  • October 2025
  • August 2025
  • April 2025
  • February 2025
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • May 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024
  • December 2023
©2025 Tutorial emka | Design: Newspaperly WordPress Theme